Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di daerah-daerah masih banyak berfokus pada usia 5-6 tahun atau anak-anak yang bersekolah di Taman Kanak-kanak. Akibatnya, empat tahun pertama di masa emas anak-anak tersebut menjadi kurang diperhatikan, padahal di usia tersebut mereka juga perlu dimaksimalkan potensi dan tumbuh kembangnya.
“Pendidikan anak usia dini atau PAUD itu penting mulai anak usia 0-6 tahun. Tetapi pemerintah daerah belum banyak yang mendukung karena tidak wajib seperti pendidikan dasar sembilan tahun,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas, Hamid Muhammad, di Jakarta.
Program PAUD merupakan salah satu program prioritas Depdiknas. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD tahun 2008 baru mencapai 50,03 persen dari 29,8 juta anak. Target APK PAUD formal maupun PAUD nonformal akhir tahun ini adalah 53,9 persen, baik yang dikelola Depdiknas maupun Departemen Agama.
Hamid mengatakan, upaya untuk meningkatkan akses pendidikan dilakukan terutama untuk perintisan PAUD di daerah terpencil, yaitu di 50 kabupaten dari 21 provinsi di Indonesia. Intinya, kata dia, pertama adalah untuk pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan pada pengelola PAUD di desa. Kedua, untuk para pembina di provinsi dan kabupaten. Ketiga, yang paling besar jumlahnya, adalah untuk pendirian lembaga PAUD. “Total 783 ribu anak yang bisa masuk program ini,” katanya.
Hamid mengungkapkan, kendala yang dihadapi untuk mendongkrak APK PAUD adalah tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya PAUD. Anggota masyarakat, kata dia, terutama di daerah pedesaan kurang peduli terhadap PAUD. “Bagi mereka yang penting masuk sekolah dasar. Padahal betapa pentingnya PAUD sebagai landasan wajib belajar sembilan tahun,” katanya.
Pemerintah, kata Hamid, juga memberikan perhatian terhadap tutor PAUD. Dia menjelaskan, tutor PAUD tidak seperti guru pada taman kanak-kanak yang diwajibkan berkualifikasi S1 ditambah pendidikan profesi. Tutor PAUD, kata dia, dilihat dari kompetensinya.
“Belum ada standardisasi kualifikasi, tetapi secara bertahap akan kita lakukan beberapa standardisasi. Sementara ini yang kita lakukan dengan pelatihan,” katanya.
Direktur PAUD Depdiknas Sudjarwo Singowidjojo menyampaikan, upaya lain yang ditempuh untuk meningkatkan APK PAUD adalah diversifikasi bentuk-bentuk PAUD, yakni kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis. Dia mencontohkan, melalui PAUD sejenis yaitu dengan membina di antaranya posyandu dan taman pendidikan Alquran.
“Kemudian dengan melakukan kemitraan dengan organisasi perempuan seperti Aisyiyah, Muslimat NU, dan PKK. Diharapkan, APK PAUD dapat mencapai 72,6 persen pada 2014,” katanya.
Hamid mengatakan, progam PAUD didukung melalui APBN dan grant dari pemerintah Belanda. Beberapa tahun belakangan ini, kata dia, program ini juga dibantu oleh UNICEF khususnya di kawasan Indonesia bagian timur. “Oleh karena itu, pada tahun ini, bersamaan dengan program reguler, APBN, dan pihak donor, kita akan melakukan kegiatan publikasi dan sosialisasi berupa sejumlah lomba,” katanya.
Related Post :
3 comments
Comments feed for this article
July 21, 2009 at 3:13 pm
robin septavyn
mmm
untuk umur 0-3 tahun menurut saya pendidikan anak itu berasal dari keluarga, dan itu wajib hukumnya.
ya mungkin program ini antipasi ketika saat ini waktu orangtua berkumpul dengan anak berkurang. Padalah rentang umur segitu penting, anak belajar berdiri jalan berbicara dan mulai mengenal benda2..
salam kenal..
August 19, 2009 at 6:37 am
Yulinda Yoshoawini
Pada anak usia emas tersebut, peran keluarga seharusnya sangat dominan, jangan hanya mengandalkan atau menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada institusi formal. Keluarga harus meluangkan waktu dan resourcesnya untuk mendukung perkemabangan anak usia dini, karena pada fase atau periode ini anak mulai meniru atau merintis atau mengadopsi kebiasaan/tradisi yang ada dilingkungan terdekatnya, di lingkuangan dimana dia lebih banyak menghabiskan waktu sehari-hari. Sehingga apa yang berlangsung disekitarnya akan terekam dan memberi inspirasi bagi anak untuk membentuk karakternya. Lingkungan keluarga yang baik dengan tradisi kehidupan yang decent akan menghasilkan anak yang baik dan berkualitas pula.
August 23, 2009 at 4:14 pm
eunike lany
singkat aja…………klo menurut saya nih; justru pendidikan yang paling berdampak pada anak kita adalah pada saat tahun – tahun awal dimana SEBELUM anak kita memasuki dunia sekolah, karena berdasarkan perkembangan otak anak usia 0 – 4 th ( golden age ) itulah yang mempengaruhi tumbuh kembangnya saraf otak. Karena sistem kerja otak; klo ga dpake tentunya dbuang donk. Nah,dsinilah tanggung jawab sebagai orang tua HARUS menstimulasi anak kita sedini mungkin!!!!! OK
parenting,